Hasta BrataPerihal falsafah Pak Harto yang juga menjadi falsafah manajemen negara kita hingga saat ini saya kira bersumber kepada budaya bangsa Indonesia yaitu ajaran Hasta Brata. Pak Harto sebagai top manager sudah melihat dan melaksanakannya secara konsisten sejak tahun 1969.
Beberapa inti dari ajaran hasta brata adalah salah satu esensi manajemen, yaitu leadership (kepemimpinan). Kepemimpinan itu banyak teorinya. Tetapi yang banyak kita lihat dalam lakon wayang Wahyu Makutha Rama yang berisi ajaran Hasta Brata. Hasta artinya 8, Brata artinya sikap atau laku. Hasta Brata ini adalah ajaran quality of leadership yang digali dari budaya Indonesia dan asli Indonesia.
Cara mencarinya adalah dari fenomena alam, karena memang hukum manusia itu adalah nature (alam). Kita harus belajar dari alam, jagat kecil yaitu diri kita sendiri dikaitkan dengan jagat besar yaitu jagat raya. Kita pribadi selalu dilihat dengan konteks jagat yang lebih besar. Kita belajar dari konteks yang lebih besar itu. Hasta Brata adalah ajaran tentang kepemimpinan, bahwa siapa pun adalah pemimpin, apalagi kalau memegang jabatan yang tinggi. Sebagai pemimpin maka setiap orang harus mengerti bagaimana bersikap sebagai pemimpin yang baik. Secara singkat isi Hasta Brata itu adalah:
1. Surya atau matahari
Matahari memancarkan sinar terang sebagai sumber kehiduan yang membuat semua makhluk tumbuh dan berkembang. Seorang pemimpin hendaknya mampu menumbuhkembangkan daya hidup rakyatnya untuk membangun bangsa dan negara dengan bekal lahir dan batin untuk dapat berkarya.
Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (Q.S. Al-An-am:96)
2. Candra atau bulan
Bulan memancarkan sinar kegelapan malam. Cahaya bulan yang lembut mampu menumbuhkan semangat dan harapan-harapan yang indah. Seorang pemimpin hendaknya mampu memberikan dorongan atau motivasi untuk membangkitkan semangat rakyatnya, dalam suasana suka dan duka.
Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan . Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak . Dia menjelaskan tanda-tanda kepada orang-orang yang mengetahui. (Q.S. Yunus:5)
3. Kartika atau bintang
Bintang memancarkan sinar indah kemilau, mempunyai tempat yang tepat di langit hingga dapat menjadi pedoman arah. Seorang pemimpin hendaknya menjadi teladan, untuk berbuat kebaikan. Tidak ragu menjalankan keputusan yang disepakati, serta tidak mudha terpengaruh oleh pihak yang akan menyesatkan.
Dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kebesaran kepada orang-orang yang mengetahui. (Q.S. Al-An’am:97)
4. Angkasa yaitu langit
Langit itu luas tak terbatas, hingga mampu menampung apa saja yang datang padanya. Seorang pemimpin hendaknya mempunyai keluasan batin dan kemampuan mengendalikan diri yang kuat, hingga dengan sabar mampu menampung pendapat rakyatnya yang bermacam-macam.
Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah , padahal kamu mengetahui. (Q.S. Al-Baqarah:22)
5. Maruta atau angin
Angin selalu ada di mana-mana, tanpa membedakan tempat serta selalu mengisi semua ruang yang kosong. Seorang pemimpin hendaknya selalu dekat dengan rakyat, tanpa membedakan derajat dan martabatnya, bisa mengetahui keadaan dan keinginan rakyatnya. Mampi memahami dan menyerap aspirasi rakyat.
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati -nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh tanda-tanda bagi kaum yang memikirkan. (Q.S. Al-Baqarah:164)
6. Samudra yaitu laut/air
Laut, betapapun luasnya, senantiasa mempunyai permukaan yang rata dan bersifat sejuk menyegarkan. Seorang pemimpin hendaknya menempatkan semua orang pada derajat dan martabat yang sama, sehingga dapat berlaku adil, bijaksana, dan penuh kasih sayang terhadap rakyatnya.
Tuhan-mu adalah yang melayarkan kapal-kapal di lautan untukmu, agar kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyayang terhadapmu.(Q.S.Al-Israa:66)
7. Dahana atau api
Api mempunya kemampuan untuk membakar habis dan menghancurleburkan segala sesuatu yang bersentuhan dengannya. Seorang pemimpin hendaknya berwibawa dan berano menegakkan kebenaran dan keadilan secara tegas dan tuntas tanpa pandang bulu.
Allah telah menurunkan air dari langit, maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengambang. Dan dari apa yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan yang benar dan yang bathil. Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan . (Q.S. Ar’Ra’d:17)
8. Bumi yaitu tanah
Bumi mempunyai sifat kuat dan bermurah hati. Selalu memberi hasil kepada siapa pun yang mengolah dan memeliharanya dengan tekun. Seorang pemimpin hendaknya berwatak sentosa, teguh dan murah hati, senang beramal dan senantiasa berusahan untuk tidak mengecewakan rakyatnya.
Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah , padahal kamu mengetahui. (Q.S. Al-Baqarah:22)