hadisetyono

Posts Tagged ‘Ramalan’

Pemuda Bani Tamim dan Black Banner of Islam

In kitab musasar jayabaya, pemilu 2009, Pemuda Bani Tamim, religius, Satria Piningit, Satrio Pinandito on May 11, 2009 at 2:06 pm
Black Banner of Islam

Black Banner of Islam

Narrated by the late Grand Muhaddith of Morocco, Shaykh Abdullah ben Sadek Al Ghumari , Ph.D,
(1914 – 1993) may Allah be pleased with him

1. The Youth of Tamimi

The Messenger of Allah, praise and peace be upon him,
was among a group of migrants and supporters.
Ali, the son of Abi Talib was on his left side and Abbas on his right side
when Abbas and a man from the supporters started to debate
with one another.
The supporter spoke harshly to Abbas,
then the Prophet, praise and peace be upon him,
took the hand of Abbas and the hand of Ali and said:

“From the loins of this (indicating to Abbas)
will come a youth who will fill the earth with transgression and injustice
and from the loins of this (indicating to Ali)
a man who will fill the earth with fairness and justice.
If you see this pay attention to the Tamimi youth who will come
from the direction of the east — he is the owner of the
Banner of Al Mahdi.”

Al Hasan Al Basri said:

“A man of medium stature will come from Ar-Ray (a far-eastern town).
He will be dark and from the children of Tamim
a Wasaj, named Shuayb son of Salih with four thousand men.
Their clothes will be white and Banners black,
and at his front is Al Mahdi.
He meets no one that he does not defeat and scatter”.

Ka’b, the son of Alkamah said:

“In front of the Banner of Al Mahdi will come a youth
whose beard is yellowish and thin.
If he fights the mountains, he will destroy them
until he reaches Alya’.”

 

2. Black Banners from the EAST asking for the truth

Ibn Masood reported: “We went to the Messenger of Allah,
praise and peace be upon him,
and he came out with good news –
and happiness was easily recognizable upon his face.
When we asked him about a matter
he would tell us about it,
and we were never silent about anything until he spoke of it,

until a party from the Bani Hashim passed by
amongst whom were Al Hasan and Al Hussain, peace be upon them.
When he saw them he hugged them with tears in his eyes,so we asked:

‘O Messenger of Allah’
we see something has changed your face which distresses us

‘Thereupon he replied:

‘We are a Family of a House
for whom Allah has chosen the Hereafter rather than the present.
After me my family will be refugees,

driven out of countries until the Black Banners are raised in the east.

They will ask for the truth
but they will not be given it,
so they will ask again for it,
and they will not be given it ,
so they will fight and be given victory.

Those of you or your descendants who live during that time
go to the Imam of the Family of my house
even if you have to crawl over ice to him.

Indeed, they are banners of guidance.

They will deliver it to a man from the Family of my House
his name is the same as my name,
and the name of his father is the same as my father,
and he will fill the ground with fairness and justice.

 3. Black Banners from the East

“The Black Banners will come from the East for
the children of Al Abbas.
Then there will remain whatsoever Allah wishes.
Then, small Black Banners will come
to fight a man from the children of Abu Sufyan from the East.
They will give their allegiance to Al Mahdi.

“Allah will send a Black Banner from the East,
and Allah will give victory to whosoever supports it.
Whosoever does not support it,
Allah will forsake them!

 4. Hearts like Iron

“The Black Banners will come to you from the East,
their hearts are like iron.Whosoever hears about them
let them go crawling even over ice!”

black-banner-eastern-muslims.gif

 5. The Government of Al Mahdi:

“People will come from the east
and will establish the government for Al Mahdi.”

6. Al Mahdi : Resemble an Arab or an Israel

“Al Mahdi is a man from my children.
His face is like a glittering star,
his skin is the color of an Arab,
and his body is like that of Israel.
He will fill the earth with justice
just as it will have been filled by injustice,
and the dwellers of Heaven and Earth
will be pleased with his Caliphate.”

“If only one day remains in the world,
Allah will send a man with a name like mine.
His manners will be likened to my manners.”

“Al Mahdi is a man from my children
his color is that of the Arab,
and his body is like that of Israel.
On his right cheek there is a mole
that glitters like a star.”

7. Al Mahdi with his banner

Al Mahdi will come upon his Banner and the herald will proclaim:
‘This is Al Mahdi, the Caliph of Allah so follow him!”

8. A group keep fighting for the truth
A group from my nation will keep fighting for the truth
until Jesus, the son of Mary descends at dawn in the
Mosque of Jerusalem.
He will approach Al Mahdi who will say:
‘O Prophet of Allah, come, lead us in prayer.’

But he will decline saying:
‘This nation has princes over each other’

Kitab Musasar Prabu Jayabaya – Lanjutan (2)

In kitab musasar jayabaya on December 18, 2007 at 8:38 am

Jangka JayabayaSerat Musaasar Jayabaya

Bunga-bunganya Pujangga Ronggowarsito : Puncak
Derajatnya praja kawuryaan sudah tiba, lebur pengaruh tata,
Karena tanpa sebab, tiba-tiba sudah berproses selamat membangun aturan
Sebelum adanya sarjana setengah tidak bisa berkata apa-apa, disebut Kala Tida, Itu pertanda telah jadi, adanya karena kesunyian merubah menjadi suatu perbedaan Panglima naraprabu utamanya, patihnya pendeta, sebelum kegagahan dan kesejahteraan, Timbangannya kebajikan yang banyak.

Karena adanya kala bendu, berpencar karena keadaan, perbendaan hanya ilusi, perbedaan adanya Orang seluruh negara. Terhitung tangisan orang banyak, menjadi sebab kedukaan, keutamaannya akan menjadi, karena Yang dipuja adalah kitab kesempurnaan.

Ada yang dilihat penyebab doa restu, Tetap dalam berbuat kebajikan, tidak pamrih melihat semua tingkah laku, Tetap menyukai kehendak Ilahi  tanpa rasa segan. Di dalam meniti sastra memberi tahu supaya ingat, di zaman musibah, Orang bernafas dalam kemulyaan, yang karenanya menjadi dasar dari menjalani tingkah laku. Tetap setia untuk memenangi zaman edan, yaitu zaman tetap edan, dalam bersikap tata hati (berbudi pekerti), jika tidak ikut edan tidak akan tahan.

Jika tidak ikut melakoni sudah tentu, tidak akan kebagian, melihat keadaan dunia seperti ini, banyak orang yang kelaparan karenanya. Tapi kok tiba-tiba karena kuasanya Gusti Allah, yang lupa kebaikan, karena sejatinya itu, lebih bahagia yang ingat disertai kewaspadaan.


Kenaikan memetik menjadi kenaikan sumber kebahagiaan

Bermula dari pergantian zaman kemulyaan bernama pengaturan, di sana kemakmuran Tanah Jawa. Sudah hilang bencana di bumi. Karena sudah tiba kedatangan Raja Ghaib. Munculnya utama, dan diberi nama raja amisan, karena kelebihannya walaupun miskin. Berdirinya tanpa persyaratan yang banyak, adam kesempurnaan bernama Sang Pengatur, keratonnya kesunyian, artinya sepi tanpa sarana apa-apa, tidak ada perkara apa-apa. Dibelakangnya melihat tempatnya Raja Kesampar Kesandung. Banyak orang yang mendapat ketempuhan, kehendaknya jiwa yang bekerja yang membuat nilai-nilai di bumi terbalik. Bernama raja pinandito adil dalam memerintah gemar berderma, disebut dengan nama Sultan Herucakra ketika tiba tidak disangka-sangka, tidak mengadu bala manusia, senjatanya hanyalah Sirullah, keutamaannya dzikir. Akibatnya musuhnya pada tertidur lelap, menjadi mangsa pada tumbang, tumpas habis yang mungkir, karena raja memerintah perbendaharaan negara, kesejahteraan bumi semuanya, makannya dalam setahun hanya dalam semalam. Tujuh ribu dipinjami, tidak terkena kelebihannya, bumi satu pajaknya satu dinar hanya dalam satu tahun, sawah seribu keluar anting emas hanya dalam sehari, sudah bebas tidak ada timbangan yang turun apa-apa. Kesukaannya pada keenakan hatinya pada orang kecil, semuanya murah sandang pangan. Tidak ada kejahatan dan ketidaksopanan pada tobat takut perkataannya raja adil, yang menguasai bumi satu yang melintasi kali katangga dikedalaman alas pundak, bernama Pengatur hanya turun dua kali, ketiganya berpindah kota karena bumi katangga terjepit di karangboyo (sumber kebahagiaan). Tiba di putra hilang, karena akhirnya melawan nafsunya sendiri.

Kediri Sampai Madura

Sampai ada yang bernama raja asmarakingkin, lebih bagus warnanya, jadi melantunkan lagu-lagunya membawa bala pasukan, berkota di Kediri, turun tiga berpindah ke kota yang ada di tanah Madura, tidak sampai sirna, karena akhirnya bersama kekasihnya.

Kepanasan dan Bergelang dan Digelang karena timur baratnya Gunung Indrakila

Sampai ada yang bernama raja tritunggal, manunggal pada satu zaman

1.       Berkota di bumi kepanasan(balikpapan)

2.       Berkota di Bumi bergelang(cyberjaya)

3.       Berkota di Bumi Digelang(bandung), antaranya sampai 30 tahun pada berjaya, berbekas sirna pada yang ketiga sekali, disana tidak ada yang bernama Raja. Para bupati sampai praja pada memerintah sendiri-sendiri, karena tidak ada yang disegani. Di antara tahun itu ada Ratu sebrang di nusa Prenggi bernama Sang Pengatur di Tanah Jawa, berkota disebelah utara, tempatnya gunung Indrakila, bersuku kawah candramuka.

Amartalaya

Di antara tahun tersebut ada prajurit dari Barat – Romawi menyerbu Raja dari NusaPrenggi yang bernama raja ada di tanah Jawa. Raja yang berasal dari nusa prenggi kalah hilang prajurit bala tentaranya, di sana prajurit dari Romawi bekerja sama dengan raja bernama sultan herucakra berkota di tanah sebelah baratnya kali Opak. Itu lebih sejahtera negaranya. Karena itu diberi nama amrtalaya, turun tiga sampai tibanya hari kiamat, itu umurnya tanah Jawa sudah sampai 2100 tahun matahari.

Habis perintahnya Prabu Jayabaya. Prabu Anom sudah suka, sudah lega rasanya terpuaskan.

 

Jagad Pralaya Atau Hari Kiamat

Bab ini tidak disebutkan dalam Weddha Wakya, meskipun disebut dalam Praniti Wakya gubahan yang pertama, selebihnya disebut dibawah ini. Sang Prabu Anom Djayaamijaya sudan memberitahu sebagai berikut: Kanjeng Romo! Mohon diberitahu bumi pralaya atau hari kiamat itu kapan? Sudah menjadi ceritanya akhirnya jagad.

Prabu Djayabaya bertutur: 

 

Hai kulup! Ketahuilah, kembalinya kepada perkataan Kitab Musasar berikut: Kiamat itu artinya akhirnya jagad dan menyatu dengan yang telah digelar ini, itu datangnya Dajjal laknat yang berupa anjing atau babi, bisa menggunakan cahaya hitam, itu sejatinya kejadiannya Puser, iya pusernya sendiri itu.

Sampai ada makhluk berupa kelabang, dan diberi nama kelabang Quraish, bisa menggunakan cahaya merah, sejatinya adanya darah, yaitu darahnya sendiri. Sampai ada makhluk berupa naga. Bisa menggunaan cahaya kuning, sejatinya bernama ari-ari, iya itu ari-arinya sendiri, kedengarannya dari lahir bareng sehari tumbuh dari barang hina, sehingga ketika muncul diberi nama hewan Dabbah Al-Ardhi.

Sampai ada makhluk berupa buta, bisa menggunakan cahaya putih, sejatinya berasal dari batinnya sendiri, pada keluar dari barang hina, ketika keluar diberi nama Ya’juj Wa Ma’juj, jadi beranak pinak anak adam berkembaran dari asal-muasal warna.

Sampai ada berganti rupa zamannya laki-laki beristri, mengenakan cahaya hijau. Itu sejatinya kedengarannya keluar dari barang hina, amar dan ma’ruf, yang keluar itu diberi nama Haruta dan Maruti, jadi berwarna anak adam sekembaran yang murtad di Bapa, bersama angin.

Yang disebut rencana lima perkara tadi. Yang keluar akan hilang ditempat para Laki-laki Ghaib:

1.       Nabi Khidir

2.       Nabi Ilyas

3.       Nabi Armiya

4.       Nabi Isa

5.       Sayid Umar Ibnu Umiya

6.       Syech Wasis

7.       Sayid Muhammad Hanfiyah

8.       Syech Sunan

9.       Syech Malaya

Sampai di hari kiamat – kita pribadi, tibanya rencana, sampai kedengarannya sendiri sedulur empat kelima pancer. Jika sekarat penangkisnya, hanya tampak rahasianya jati wisesa, artinya mengenyampingkan angan-anagn, hal itu jadi tolak, dan sentosanya hati.

Kiamat kubro itu sejatinya tidak berbeda dengan kiamat kita sendiri, semua yang menggoda itu hanya berakhir diseputar penciptaan, pemberatnya dari iklash, artinya tetap dalam kebajikan, makanannya dari iklash, hanya tetap satu, pasrah. Muchlish itu ada. Iklash itu ada di keheningan. Tempat duduknya ada di awas dan kewaspadaan, penggunaannya memisahkan antara kawula dan Gusti, bersatunya satu perintah antara kawula, dan sentosa semua sebenarnya itu antara Gusti, disana dan sudah begitu adanya, sampai tertuntunnya kesatuan antara kawula-Gusti, pengejanya dan pembenarnya itu kumpulannya jadi satu, lahir dan bathin jangan kebablasan, sampai hari kiamat itu bakal bersemainya alam rohan semuanya, yang bernama alam cahaya keputihan, ada di cahayanya Pangeran yang bersifat satu gemilang tanpa tanding, lauh mahfudz kawula diwejang satu-satu, memohon terhadap yang kuasa terhadap isinya jagad. Wallahu’alam Pangeran yang bersifat  Maha Mendengar dan Maha Melihat.

Selesai perintahnya Prabu Jayabaya, yang berputra lebih mengiyakan sabdanya ayahanda diiyakan semuanya.

Kala Suba

Yang disebut zaman Kala Suba, timbulnya di zaman itu tanah Jawa banyak yang bersuka ria. Mulailah negara berada dalam kebahagiaan, tidak ada perkara apa-apa, karena para gede pda olah keutamaan, para cilik pada menjalani kebajikan, mulai kedalaman alam negara dalam kemakmuran, tanah ketangga di Madiun tiba katangga kejepit sumber kebahagiaan.

Terhitung di tahun Matahari sangkala mulai dari tahun 1801 sampai tahun 1900, terhitung di tahun bulan sangkala mulau dari tahun 1855 sampai tahun 1957.

Hitungannya awal-awalnya jadi tanggal tiga babak, namanya disebutkan dibawah ini:

1.       Marta

2.       Karta

3.       Menaka

 Lihat Juga: https://satriopinandito.wordpress.com/2007/12/28/ramalan-jayabaya-musarar/